Skip to main content

Budaya Indonesia

follow us

Museum Sebagai Alternatif Tujuan Wisata Mengisi Liburan

Dengan datangnya musim liburan, beragam lokasi wisata menarik dapat dikunjungi. Wisata alam seperti pantai atau gunung mungkin sudah sering Anda kunjungi. Oleh karena itu, tidak salahnya mengunjungi lokasi wisata yang edukatif seperti museum. Lokasi wisata ini tidak kalah menariknya dengan lokasi wisata alam lainnya. Dengan berlibur ke lokasi wisata ini, Anda beserta keluarga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman Anda. Beragam benda bersejarah atau artefak kuno dapat Anda temukan di dalamnya. Beberapa diantaranya secara spesifik memajang benda bertema tertentu seperti wayang, batik atau peninggalan sejarah lainnya.
Di Indonesia sendiri terdapat berbagi jenis museum yang dapat Anda kunjungi dengan keluarga Anda. Lokasi wisata ini merupakan lembaga resmi yang dibentuk oleh pemerintah dengan tujuan untuk memajang, menyimpan dan merawat kekayaan budaya dan sejarah di Indonesia kepada pengunjung. Tidak hanya itu, penelitian arkeologis juga dapat dilakukan di tempat tersebut. Untuk menambah daya tarik wisatawan yang mengunjungi lokasi wisata tersebut, pemerintah Indonesia bahkan mencanangkan program khusus. Sejauh ini, program tersebut telah meningkatkan kunjungan wisatawan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebudayaan Indonesia. Beberapa pengunjung yang datang, juga dapat membeli cinderamata yang dapat mereka bawa pulang. Dengan demikian, mereka dapat secara tidak langsung mempromosikan lokasi wisata yang mereka kunjungi tersebut.

Beberapa Museum Terkenal di Indonesia
1. Sonobudoyo Yogyakarta
Museum Sonobudoyo berlokasi di sebelah Utara dari Alun-Alun Utara. Alamat lengkapnya adalah Jalan Pangkuran No.6 Yogyakarta. Apabila Anda berada di titik nol kilometer, Anda dapat berjalan kaki sejauh kurang dari satu kilometer untuk mengakses lokasi wisata ini. Bentuk bangunannya yang berupa Joglo berdiri di antara bangunan berarsitektur modern. Anda tidak akan melewatkan lokasi wisata yang satu ini. Koleksi yang dimiliki oleh Sonobudoyo dianggap sebagai koleksi terlengkap di Indonesia. Secara umum, koleksi terebut terbagi menjadi sepuluh kategori berbeda yang dipajang dalam sepuluh ruangan berdasarkan tema dari koleksi tersebut. Hal yang menarik dari lokasi ini adalah pada hari tertentu antara jam delapan pagi sampai dengan sepuluh malam sering digelar pementasan wayang kulit. Pagelaran ini terbuka bagi wisatawan domestik dan mancanegara.
Koleksi yang terdapat di dalam Sonobudoyo terdiri dari sepuluh kategori yang mencakup koleksi keramologika, koleksi filologi, koleksi numismatic (koleksi heraldika termasuk dalam kategori ini), koleksi seni rupa, koleksi teknologi, koleksi arkeologi, koleksi biologi, koleksi geologi, koleksi historika dan koleksi etnografi. Ketika mengujungi Sonobudoyo untuk pertama kalinya, pengunjung akan disambut oleh koleksi di ruang pengenalan. Benda peninggalan jaman prasejarah dapat ditemukan di ruang prasejarah. Untuk koleksi batik, pengunjung dapat memasuki ruang batik. Bagi pengunjung yang ingin melihat koleksi wayang dan topeng, dapat mengunjungi ruang wayang dan topeng. Tidak hanya itu, terdapat pula ruang tematik sesuai dengan lokasi tertentu seperti ruang Jawa Tengah dan ruang Bali. Koleksi yang berada di ruang emas sempat masuk ke pemberitaan media masa beberapa tahun silam karena koleksi topeng emasnya yang berharga.
Tidak semua barang koleksi dipajang di dalam ruang tertentu. Dua unit meriam yang berasal dari masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono III dipajang di sisi barat dan sisi timur bangunan. Sonobudoyo ini sendiri merupakan bangunan yang berasal dari jaman Hindia Belanda. Setelah diresmikan pada tanggal 6 November 1935 dan dibuka untuk umum, museum ini mengalami perluasan dan renovasi beberapa kali. Museum ini beralamat di Jl. Pangurakan No.6, Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55122, Indonesia.

Untuk informasi tiket sebagai berikut :
  • Dewasa Perorangan Rp. 3.000,-
  • Dewasa Rombongan Rp. 2.500,-
  • Anak–anak Perorangan Rp. 2.500,-
  • Anak–anak Rombongan Rp. 2.000,-
  • Wisatawan Asing Rp. 5.000,-
  • Pagelaran Wayang Rp. 20.000,-

2. Radya Pustaka Surakarta 
Untuk mengunjungi lokasi wisata yang satu ini, Anda tidak perlu bingung karena lokasinya dekat berada di dalam kompleks Taman Budaya Sriwedari. Dibangun pada tanggal 28 Oktober 1980, lokasi wisata ini merupakan museum tertua di Indonesia. Selain itu, koleksinya yang dikumpulkan sejak masa pemerintahan Pakubuwono IX ini cukup lengkap dan terus bertambah. Secara umum, koleksi di dalamnya terdiri dari beberapa benda kuno yang memiliki nilai sejarah dan seni yang tinggi. Koleksi yang paling terkenal di sini adalah kitab karya R. Ng. Rangga Warsita. Oleh karenanya, patung torso beliau dipajang di halaman depan. Lokasi wisata ini dibuka mulai pukul 08:30 sampai dengan 13:00 pada hari Selasa sampai dengan Minggu.
Koleksi buku paling terkenal milik Rangga Warsita yang dipajang di museum ini salah satunya berisi Serat Kalatida. Serat Kalatida itu sendiri merupakan sebuah puisi dalam Bahasa Jawa yang terkenal di kalangan sastrawan Jawa pada masa itu. Dalam puisi tersebut istilah “jaman edan” pertama kali digunakan untuk merepresentasikan keadaan kemanusiaan pada jaman modern. Selain buku karya beliau yang menggunakan Bahasa Jawa, terdapat pula beragam buku koleksi lain yang menggunakan Bahasa Belanda. Koleksi perkembangan dan jenis wayang dapat dinikmati oleh pengunjung di dalamnya. Seperti halnya Sonobudoyo, Radya Pustaka juga memiliki meriam yang dipajang di luar ruangan. Meriam yang dilengkapi dengan roda tersebut merupakan peninggalan masa penjajahan VOC dari abad ke 17.
Selain buku dan wayang, koleksi ratusan keris dengan berbagai model dan periode waktu dapat dilihat di dalam museum. Salah satu koleksi patung yang terkenal adalah patung kayu berbentuk kepala raksasa yang diukir oleh Pakubuwono V ketika beliau belum naik tahta. Keunikan dari patung ini adalah karena patung tersebut merupakan bagian dari hiasan depan perahu kerajaan yang digunakan untuk mempersunting permaisuri raja yang berasal tinggal di Madura.

3. Museum Fatahilah Jakarta 
Pada awalnya, bangunan tempat ini merupakan kantor gubernur pada masa kolonialisme pemerintahan Hindia Belanda. Namun pada tanggal 30 Maret 1974, bangunan bersejarah tersebut diresmikan menjadi sebuah museum. Meskipun demikian gaya arsitektur yang digunakan pada masa itu tetap dipertahankan. Sampai sekarang, tulisan “Gouvernourskantoor” tetap dapat di lihat di bagian depan bangunan. Banguan yang menyerupai Istana Dam di Amsterdam tersebut mendapatkan renovasi tanpa merubah desain utamanya. Koleksi yang terdapat di dalamnya didominasi oleh benda bersejarah seperti batu prasasti, gerabah dan keramik.
Lokasi wisata edukatif yang juga dikenal dengan istilah Museum Sejarah Jakarta ini memiliki halaman yang cukup luas. Pada gambar desain yang dilukis oleh seniman ketika bangunan ini masih baru, terdapat sumber air mancur di halaman gedung. Penggalian di lapangan tersebut menemukan jalur pipa yang menyediakan air bagi penduduk kota. Oleh karena itu, dibangun replica air mancur tersebut untuk menjaga keaslian bentuk bangunan. Di lapangan tersebut juga terdapat beberapa meriam peninggalan pemerintah Hindia Belanda. Untuk menghormati panglima besar yang mendirikan Jakarta, lapangan tersebut diberi nama Lapangan Fatahilah.
Selain menikmati peninggalan sejarah di Museum Sejarah Jakarta, pengunjung juga dapat menikmati paket perjalanan wisata. Paket wisata yang disediakan mencakup wisata kampong tua, jelajah malam, workshop gedung tua, serta nonton bareng film lawas. Peserta paket wisata dibatasi dari sepuluh hingga dua puluh orang tergantung jenis paket yang ditawarkan. Penjara bawah tanah, perpustakaan, dan kantin yang merupakan bagian dari kantor gubernur juga masih terjaga kelestariannya. Museum ini beralamat di Jalan Taman Fatahillah No.1, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11110, Indonesia
Agar mudah mengakses Blog ini di smartphone, klik ikon 3 titikdi browser Chrome kemudian pilih "Tambahkan ke layar utama".

You Might Also Like: