Seni Bangreng dari Sumedang
Bangreng berasal dari kata Bang dan Reng. Masing-masing merupakan akronim dari kata terbang dan ronggeng. Terbang di sini adalah alat musik yang terbuat dari kayu seperti rebana sedangkan ronggeng adalah penari wanita. Dapat diambil kesimpulan bahwa seni Bangreng adalah kesenian yang mempergunakan terbang sebagai pengiringnya ditambah alat musik lainnya dengan ronggeng sebagai penarinya. Awalnya kesenian ini sering difungsikan sebagai sarana upacara ritual namun, sekarang kesenian ini juga dipertontonkan sebagai sarana hiburan.
Kesenian Bangreng dibuka dengan melantunkan lagu-lagu buhun seperti Lagu sampeu, Kembang Gadung, Buah Kawung, dan Kembang Beureum. Lagu ini harus disajikan pertama kali karena lagu ini merupakan kesenangan para karuhun semasa hidup. Dengan dilantunkannya lagu ini, diharapkan pelaksanaan ruwatan akan berjalan lancar dan dapat diterima oleh roh leluhur. Dengan dilantukannya lagu buhun, diharapkan juga para leluhur yang dianggap menyaksikan upacara tersebut akan menikmati suguhan yang diberikan. Setelah lagu buhun selesai, barulah penonton boleh memilih lagu kesukaannya dan penonton bisa menari sepuas hati dengan ronggeng pilihannya namun, ia harus memberi upah kepada ronggeng tersebut sebagai bayarannya.
Seni Bangreng memiliki beberapa fungsi seperti fungsi ritual, hiburan, ekonomis, pendidikan, bahkan sosial sehingga kesenian ini patut dilestarikan sebagai budaya Indonesia yang berasal dari Jawa Barat. Mari lestarikan budaya kita.
Agar mudah mengakses Blog ini di smartphone, klik ikon 3 titikdi browser Chrome kemudian pilih "Tambahkan ke layar utama".