Skip to main content

Budaya Indonesia

follow us

Alat Musik Tradisional Sumatra Barat "Saluang"

Siapa yang tidak suka musik? karena musik memiliki daya tarik tersendiri, tidak hanya itu, musik dijadikan salah satu terapi dalam membantu pemulihan atau kesembuhan, selain itu, ada diantaranya yang menjadikan musik sebagai salah satu media untuk membantu proses istirahat atau tidur, dan membantu untuk fokus dalam menghafal atau membaca. Namun tidak semua musik bisa disukai atau diterima di telinga manusia. Oleh karena itu, semakin banyak orang yang membuat grup dan alunan musik yang menarik, sebab denagn hal ini bisa mendongkrak popularitas dan seleri yang menjanjikan.       

     Kira-kira musik apa yang paling anda sukai untuk menemani waktu santai dan istiraha anda? seiring perkembangan zaman, industri musik di setiap negara tumbuh dengan subur, jenis-jenis musikpun semakin dikenal dan memasyarakat, namun sebagai masyarakat yang tidak terlepas dari sejarah dan memiliki jati diri bangsa, sudah selayaknya kitapun tidak melupakan dan melestarikan musik dan alatnya yang merupakan hasil cipta dan karya bangsa sendiri. Sebab selain memiliki nilai budaya dan sejarah, alat musik tradisionalpun dapat menghasilkan musik yang menarik dan merdu seperti alat musik modern lainnya. Namun hal ini tidak disadari oleh banyak orang, sehingga alat musik dan musik hasil karya bangsa Indonesia semakin hari semakin terkikis. Dari sekian banyak alat musik tradisional yang dimiliki bangsa Indonesia, Saluang adalah alat musik yang memiliki suara yang khas. Berbicara soal nama alat musik, nama Saluang Secara etomologis, diambil dari nama seruling panjang yang kerapkali menjadi alat musik pengiring dalam pertunjukan musik ini. Selain itu, Saluang memiliki sebuta atau istilah lain yaitu Saluangjo dan Dendang-saluang.

Asal Daerah 
Saluang merupakan salah satu alat musik tradisional yang khas, yaitu dari daerah Minangkabau, Sumatera Barat.

Cara Memainkan dan Membuat 
Cara Membuat alat Musik Saluang 
Seperti jenis seruling pada umumnya, alat musik tiup ini terbuat dari bambu tipis atau talang (Schizostachyum brachycladum Kurz). Orang Minangkabau percaya bahwa bahan yang paling bagus untuk dibuat saluang berasal dari talang untuk jemuran kain atau talang yang ditemukan hanyut di sungai, namun dalam pembuatan alat musik ini lebih sederhana, yaitu :
Panjang : 40-60 cm dengan diameter 3 sampai 4 meter dan tebal kurang dari 1 mm, untuk lubangnya, kita cukup membuat 4 lubang saja, agar dapat menghasilkan nada yang bagus, lubang dibuat bulat sempurna dengan ukuran garis tengah 0.5 cm. Untuk bagian atas dan bawahnya dibiarkan berongga atau berlubang, bagian atas berfungsi untuk meniup dan bawah berfungsi unuk tempat keluarnya udara, hal ini merupakan salah satu yang membedakan pembuatan seruling biasa dan saluang, pada bagian atas atau tempat untuk meniupnya dibuat meruncing sekitar 45 derajat sesuai ketebala bambu atau talang tersebut. Masyarakat minang menyebut dengan istilah Suai. untuk membaut luabng, anda harus menghitung jarak 2/3 dari panjang keseluruhan saluang, yang dihitung dari bagian atas, disitulah lubang pertama dibuat, sedangkan untuk luabng kedua dan ketiga, dibuat dengan jarak yang sama dari lubang ke lubang dengan jarak setengah lingkaran rongga bambu.

Cara Memainkan Saluang 
Hal yang utama dalam memain kan saluang ini adalah cara meniup dan menarik nafas secara bersamaan, sehingga peniup saluang dapat memainkan alat musik itu dari awal dari akhir lagu tanpa putus (circular breathing). Teknik yang dinamakan manyisiahango kini dapat dikuasai dengan latihan yang berkesinambungan. Jangan lupa tiuplah dari bagian atas yang telah di runcingkan atau di suai agar nyaman dan mudah mengatur posisi mulut dengan posisi ujung saluang berada pada samping bibir. Selain itu, kekhasan dan keunikan alat musik ini terdapat pada gaya memainkan saluang yang berbeda-beda. Setiap daerah di Minangkabau memiliki cara tersendiri dalam hal meniup saluang. Tiap nagari di Minangkabau mengembangkan sendiri cara meniup saluang. Hal inilah yang menyebabkan keragaman gaya meniup dan memainkan saluang. Singgalang, Pariaman, Solok Salayo, Koto Tuo, Suayan dan Pauah adalah nama daerah sekaligus nama gaya dalam meniup saluang. Gaya Singgalang dianggap cukup sulit dimainkan oleh pemula, dan biasanya nada Singgalang ini dimainkan pada awal lagu. Ratok Solok dari daerah Solok menjadi gaya yang paling sedih di telinga.

      Dimanakah kita bisa mnikmati alunan musik ini? Perkawinan, batagak rumah, batagak pangulu, dan lain-lain merupakan acara yang biasa menyuguhkan permainan musik ini. Apabila kita ingin menikmati permainan saluang ini, hendaknya datang ke acara tersebut setelah salat Isya dan baru akan berakhir menjelang subuh. Dendangan para dara-dara cantik Minang bisa menjadi daya tarik tersendiri. Selain kelihaian para pemainnya, dendangan saluang sendiri berisikan pesan, sindiran, dan juga kritikan halus. Dendangan tersebut dapat mengembalikan ingatan si pendengar terhadap kampung halaman ataupun terhadap kehidupan yang sudah, sedang, dan akan dijalani.
      Berikut judul-judul lagu saluang yang banyak dikenal di masyarakat Minangkabau, antara lain: Ambun Pagi, Lubuak Sao, MuaroLabuah, Padang Magek, Ratokkoto Tuo, dan Ratok Solok

Sumber  : www.kebudayaanindonesia.net
Agar mudah mengakses Blog ini di smartphone, klik ikon 3 titikdi browser Chrome kemudian pilih "Tambahkan ke layar utama".

You Might Also Like: